Sabtu, 04 Oktober 2008
Reunion 2008 fisama 2003
Datang ya! Bakal da bagi2 CD gratis debat kristologi, selama persediaan msh ada, rugi kalo ga datang
Sabtu, 02 Agustus 2008
Saksi bagi Jenazah
oleh : Ali Musthofa Hammam
Beberapa hari yang lalu, seorang mantan kepala desa meninggal dunia. Keluarga, kerabat dan tetangga berkumpul melayat ke rumah sang mantan kades tersebut. Kursi tampak diatur berderet memenuhi halaman rumah yang cukup luas. Tampak para kolega sang mantan lurah yang pernah lima tahun menjabat ini juga berdatangan. Demikian juga kolega sang istri yang beberapa bulan lalu terpilih menjadi kepala desa setempat menggantikan suaminya, almarhum, juga banyak berdatangan Terlihat ada camat, kapolsek, tokoh agama berbaur dengan para pelayat lain.
Saya yang berada ditengah-tengah para tamu, mendengar bisik-bisik dari orang yang hadir di sebelah kanan dan kiri saya. Mereka mendiskusikan tentang proses meninggalnya almarhum yang sangat mudah, tanpa didahului oleh sakit. Saya yang mendengarkan dari tadi, akhirnya timbul rasa penasaran yang mendalam. Terlebih saya belum mengetahui sama sekali tentang sosok almarhum semasa hidupnya.
Akhirnya saya mendekati salah satu kelurga almarhum yang saya kenal, mas Anas (sebut saja demikian) namanya. Ia adalah keponakan sang mantan kades. Setelah basa basi sebentar, saya menanyakan ihwal sosok almarhum pamannya. Iapun bercerita panjang lebar tentang figur paman yang kini tengah terbaring kaku.
“Kapan meninggalnya mas?” Tanya saya.
“Kemarin malam, habis shalat Maghrib berjamaah di masjid Paman Aji (sebut saja namanya begitu) pulang, lalu makan bubur dirumah. Baru menyantap dua sendok, tiba-tiba Paman Aji seperti orang tersedak lalu terkulai lemas dikursi makan. Istri dan anaknya yang melihat hal itu langsung mengangkat ke kamar serta memanggilkan dokter. Singkat cerita, dokter akhirnya menyatakan bahwa paman telah wafat”, mas Anas menjelaskan.
“Kalau boleh saya tahu, apa amaliah yang selama ini dikerjakan oleh Paman Aji?”, saya menanyakan.
“Sejak dua tahun terakhir ini, paman rutin menjalankan ibadah shalat berjamaah di masjid, terutama Maghrib, Isya’ dan Subuh. Yang saya tahu itu yang paling menonjol. Yang lainnya saya kira biasa saja, tidak ada yang istimewa”. Jawab Mas Anas.
“Maaf, apa Paman Aji pernah sakit yang parah sebelum ini?” Tanya saya lagi dengan penuh rasa ingin tahu.
“Setahu saya tidak pernah. Hanya sekali, hampir lima tahun yang lalu, beliau pernah dioperasi paru-parunya”. Jawab Mas Anas dengan sabar.
“Bagaimana dengan perilaku beliau pada masa mudanya?” Saya bertanya lagi. Karena semakin banyak saya mendengarkan jawaban Mas Anas rasa ingin tahu saya semakin menjadi.
“Masa mudanya Paman Aji bisa dibilang sangat tidak baik. Setahu saya beliau adalah se-nakal-nakalnya orang pada masa itu di wilayah kampung ini. Namun semenjak paman terpilih menjadi kepala desa, tabiat buruk itu terus berkurang, paman mulai memperbaiki sifat dan perilakunya. Berubah menjadi orang yang baik. Hingga menjelang wafat, ia semakin aktif berjamaah di masjid. Alhamdulillah, Allah memanggilnya dengan cara yang sangat mudah. Mudah-mudahan segala amal kesalahannya diampuni dan amal kebaikannya diterima Allah swt. Doakan ya mas”, mas Anas memohon kepada saya.
Itulah diskusi saya dengan Mas Anas, keponakan Pak Aji yang saat ini telah terbaring menunggu diberangkatkan ke pemakaman. Saya berkeyakinan bahwa sosok almarhum Aji adalah sosok yang baik. Paling tidak ia mampu mengakhiri hidupnya dengan baik. Karena itu, saat wakil keluarga menyampaikan sambutannya melepas jenazah dan menanyakan kepada hadirin,
“Apakah Pak Aji ini termasuk orang yang baik selama hidup didunia?”
Saya pun menjawab dengan mantap, “Baik”.
Nabi menyatakan dalam salah satu haditsnya, bahwa barang siapa yang meninggal dan disaksikan kebaikannya oleh 40 orang, maka ia akan masuk surga. Namun kita seringkali melihat kesalahan dalam praktek dimasyarakat.
Seringkali dalam persaksian terhadap jenazah, para pentakziyah hanya menjawab dengan “baik” padahal mereka tidak tahu tentang figur jenazah selama masa hidupnya atau bagaimana ia menjalani hari-hari akhir menjelang kematiannya. Atau mereka tahu keburukan dari jenazah, namun karena malu, lisannya tetap mengatakan “baik”.
Persaksian yang dimaksud dalam hadits Nabi adalah persaksian yang jujur dalam hati. Persaksian tulus baik diucapkan dengan lisan maupun tidak terucap. Persaksian yang di iringi pengakuan jujur dari hati orang-orang yang mengantarkan jenazah. Bukan persaksian yang hanya keluar dari lisan namun hati tidak mengetahuinya, bahkan hati kadangkala menolak, karena menmgingkari ucapan “baik” lisan.
Karena itu, saat kita bertakziah, hendaknya kita menggali informasi sebanyak mungkin tentang jenazah. Tentang bagaimana ia meninggal juga tentang amaliyahnya tatkala masih hidup hingga menjelang akhir hayatnya. Disamping untuk mengambil hikmah dan ibrah juga agar kita tidak salah dalam memberikan persaksian.
Wallahu a’lam bishshawaab.
sumber : www.attanwir.or.id
STAI Attanwir
shobat, di tahun ajaran baru kali ini ada yg berbeda di Ma'had Attanwir.... karena pada tahun ini telah resmi di buka pendaftaran mahasiswa/Mahasisiwi baru di STAI Attanwir, dan sekaligus menjadi Mahasiswa/Mahasiswi perdana di STAI tersebut.......
kabarnya pertengahan agustus nanti di laksanakan tes masuk.... dan pada akhir agustus di mulai kuliah perdana......!!!!!
Selamat Datang para calon Mahasiswa/Mahasiswi STAI Attanwir, semoga sukses.............
by : Crew FISAMA on Blogs
Kamis, 17 Juli 2008
Dewi Nur Hayati (Nu2ng)
Rasanya baru kemarin kita ketemu lagi, sepertinya baru kemarin kita tertawa bersama, seolah2 baru kemarin kita bercanda, dan masih terasa gerak jari2ku mengetikkan kata2 canda saat chat bersamamu...........
Namun............
pada suatu sore kabar datang dari sahabat kita.......
bahwa di pulau seberang sana engkau telah di pertemukan dengan pangeranmu...........!!!!!
Wahai Teman, Saudara, Sahabat, Kawan........
kami ucapkan kepadamu "SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU"
harapan kami, semoga Allah memberkahi hubungan kalian..........
semoga menjadi keluarga yang Sakinah Mawaddah Wa rahmah............!!!
amiiieeennnn....................
eh.... Nung, strawberry-mu dah panen, belum..........?????
Selasa, 24 Juni 2008
Jumat, 06 Juni 2008
PP IKAMI Resmikan Cabang Malang
Ikatan Keluarga Madrasah Islamiyah (IKAMI) Ponpes Attanwir Talun Bojonegoro terus mengembangkan cabang didaerah. Untuk mewadahi para alumni dan simpatisan, kemarin (1/5) Pimpinan Pusat (PP) IKAMI mengadakan peresmian cabang Malang, di aula lantai 2 Masjid AR. Fahruddin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Hadir dalam acara ini KH. Ahmad Fuad Sahal, pengasuh Ponpes Attanwir yang didampingi Ust. H. Abu Hasan Syadzili dan beberapa pengurus PP IKAMI. Juga ada beberapa utusan dari PC IKAMI Surabaya. Sedang dari anggota cabang Malang hadir sekitar 60 orang, terdiri dari dosen, pengusaha serta mahasiswa.
Acara berlangsung dengan khidmat, terutama saat menyanyikan lagu Himne Attanwir serta pembacaan ikrar pengurus yang dipimpin oleh H. Arimun, BA selaku Ketua Umum PP IKAMI. Tampak hadir menyertai Drs. H. Hanafi, Abd Aziz, S.Pd, M.MPd, Drs. Subiyanto, Ust. Ali Musthofa dan Fathurrahman, S.Ag, S.Pd.
Dalam sambutannya, Drs. Suyanto Alfarabi, M.Ag, ketua Cabang Malang, mengatakan bahwa banyak alumni yang berpotensi didaerah termasuk di Malang. Hanya karena belum terjalin koordinasi sehingga tidak kelihatan. “Oleh karena itu dengan adanya IKAMI ini, saya berharap potensi alumni Attanwir dapat dijadikan peluang untuk kemajuan pondok dimasa mendatang”, tambahnya.
H. Arimun BA, sebagai salah satu alumni pertama Ponpes Attanwir mengatakan, “Sejak dulu, alumni dari (Ponpes Attanwir) Talun dikenal mempunyai kualitas dan banyak yang menjadi guru disekolah-sekolah di daerah mereka. Hingga saat ini kita harapkan kepercayaan masyarakat tersebut tidak berkurang”.
Sementara dalam tauyshiyahnya KH. A Fuad Sahal, mengatakan “IKAMI di gerakkan sebagai wadah bagi para alumni Attanwir, yang mempunyai latar belakang pekerjaan dan organisasi yang beragam”, ia menambahkan bahwa walau sudah lulus dari Attanwir, tetap Attanwir mempunyai komitmen untuk membina dan mengayomi para alumninya.
Acara juga diisi dengan presentasi yang mengangkat tema “STAI, membangun perguruan tinggi berkualitas berbasis pesantren”, disampaikan oleh Drs. Hanafi, MM. “Sudah waktunya Attanwir mengembangkan jenjang pendidikan bagi para santri, mudah-mudahan dengan adanya STAI Attanwir ini dapat menjawab harapan masyarakat” ujar Hanafi yang juga Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attanwir ini.
Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan buku-buku dari IKAMI Cabang Malang bekerjasama dengan Fakultas Agama Islam (FAI) UMM kepada STAI Attanwir, juga ada penyerahan bantuan uang lima juta rupiah dari IKAMI Cabang Surabaya kepada STAI Attanwir. (sumber : www.attanwir.or.id)
Kamis, 29 Mei 2008
Peresmian IKAMI Cabang Surabaya
Tampak hadir KH. Ahmad Fuad Sahal, pengasuh Ponpes Attanwir, dari PP IKAMI Kyai Hamim Sanadi, penasehat, H. Arimun, BA, ketua umum, Ali Musthofa Hammam, sekertaris dan Hj. Fathoyah, S.Pd, bidang Dakwah dan Pendidikan.
Dalam acara ini sekaligus diadakan pemilihan pengurus IKAMI Cabang Surabaya. Terpilih sebagai ketua Ahmad Ali Hafidz, sementara Aly Imron dan Gama BS sebagai sekertaris satu dan dua, Hasan Rojabi dan Taqwim dipilih sebagai bendahara satu dan dua.
Usai pemilihan langsung diadakan pelantikan yang dipimpin langsung oleh H. Arimun, BA selaku ketua umum PP. IKAMI. Dalam sambutannya, Arimun menjelaskan bahwa bagi para pengurus yang terpilih hendaknya segera melengkapi data anggota yang lain.
“Mestinya, anggota IKAMI di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo ini sangat banyak, hanya belum terdata dengan baik. Karena itu, dengan adanya kepengurusan baru ini diharapkan mampu mewadahi para anggota yang lain, baik yang sudah bekerja maupun yang masih kuliah” Arimun menjelaskan.
Sementara KH. Ahmad Fuad Sahal, pengasuh Ponpes Attanwir mengatakan bahwa adanya IKAMI ini diharapkan bisa menjadi wadah pemersatu bagi para alumni yang saat ini telah tersebar diberbagai kota di Indonesia dengan latar belakang pekerjaan yang beragam. Mereka juga berada diberbagai organisasi dan partai.
Sementara ketua cabang Surabaya yang baru, Ahmad Ali Hafidz menegaskan amanah ini insya Allah bisa dilaksanakan asal seluruh pengurus dan anggota IKAMI Surabaya mau mendukung kepengurusan yang akan dipimpinnya. “Tanpa bantuan serta dukungan dari semua fihak, kita akan sulit bisa berjalan”, tandasnya.
Rencananya acara serupa juga akan digelar di Malang, Jogjakarta, Denpasar, Semarang dan Solo serta kota-kota lainnya. Untuk Malang, diagendakan awal Juni ini. Menurut Ali Musthofa Hammam, selaku sekertaris PP IKAMI, pada Syawwal nanti akan diadakan Silaturrahim Nasional IKAMI di Ponpes Attanwir. (sumber : www.attanwir.or.id)
Selasa, 13 Mei 2008
IKAMI melebarkan sayap..........
Kak imponk menanyakan tentang alumni attanwir yang berdomisili di wilayah surabaya dan sekitarnya.... kata kak imponk, rencananya akan di bentuk kepengurusan Ikatan Alumni untuk wilayah Surabaya... dan kabarnya untuk Wilayah Malang sudah akan di resmikan......!
untuk Mensukseskan agenda ini di mohon untuk seluruh Alumni Attanwir yang sedang Domisili di Surabaya dan sekitarnya.... segera menghubungi rekan2nya, agar bisa di lakukan pendataan...!
By : oE
Sabtu, 19 April 2008
Woro-woro.................!!!!!!!!!!!!!!!!
Sahabat kita ini bernama : Fuad Muzakki (Zacky)
Eh....... photo di samping ganteng ya (tapi masih gantengan yg ngetik posting lho.....) .................asal ngeliatnya jangan lama2......!!!!!!
Sahabat kita akan study disana kurang lebih 1 bulan... semoga apa yang di harapkan bisa terkabul, dan karirnya bisa menjadi lebih baik.........
Eh....... jangan lupa kalau dah naik jabatan di tunggu traktirane................................!!!!!
By: oE
Selasa, 18 Maret 2008
Met Berkunjung...........
sahabat alumni 2003, ntah kapan dan di mana..... kami sebagai editor blog alumni kurang tahu pasti.... waktu dan tempatnya..... tapi kami dapat mengetahui... bahwa blog alumni sudah di kunjungi tamu terhormat..... beliau adalah mantan ketua PPM periode tahun 2002/2003 yang tidak lain ialah saudara Syafa'........ beliau sempat menggerakkan jari-jarinya buat mengisi kolom komentar... dan beliau juga telah memberi spirit bagi editor untuk mengembangkan Blog Alumni.............
Untuk menambah isi posting blog alumni ini, kami memohon bagi temen2 Alumni dari Pon. Pes. Attanwir khususnya alumni tahun 2003, yang punya artikel atau apa ajalah yang sekiranya pantas di publikasikan di blog ini, supaya artikel2nya di kirim di alamat E-mail alumni 2003 yaitu :
alumnitalun2003@yahoo.co.id
dan buat temen2 alumni 2003, mungkin belum tahu gmn sejarahnya blog alumni bisa tercipta... sedangkan team editingnya bukan seprofesi, juga bukan satu lokasi, bahkan kita saling berjauhan......... nantikan kisah sejarah terciptanya Blog Alumni 2003.....
Buat arif atau mungkin kalau di dunia maya mempunyai nick aRief hadeye, kami juga ga tahu apa maksud dari hadeye........ yang sering mengirim posting, dan buat Mbak Nunung dengan strawberrynya (dah panen strawberry mbak.....!!! kirim ke jawa ya.....) yang juga telah banyak mengirim artikel2 buat posting...... Kami sebagai editor hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih.... cos kami punya semboyan : "untuk arikel yang di muat, akan mendapat imbalan terima kasih"...................
written by : crew Blog alumni
Selasa, 05 Februari 2008
PERSAHABATAN
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.
By : aRief (oEciEl)